TAUHID&ILMU KALAM
|
“KERANGKA BERPIKIR
ALIRAN-ALIRAN KALAM”
...............................
OLEH
KELOMPOK 2
KELAS
III/B
MUHAMMAD
SUHAILI
|
:
|
151
136 048
|
M.SIDIK
|
:
|
151
136 047
|
ABDUL
AZIS
|
:
|
151
136 063
|
LINDA
SUGIARTINI
|
:
|
151
136 054
|
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN ( FITK )
JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MATARAM
TH.2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kerangka Berpikir
Aliran-aliran Kalam ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Manusia
sebagai makhluk sosial, tak lepas dari bantuan dan bimbingan orang lain. Maka dari
itu kami selaku penyusun makalah Kerangka berpikir Aliran-aliran Kalam ini,
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Dengan selesainya makalah ini saya berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.
Sebagai
manusia biasa kami sadar bahwa pembuatan makalah tentang Kerangka Pemikiran
Berpikir Aliran-aliran Kalam ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT, dan kelemahan adalah milik kita sebagai makhluk. Maka dengan demikian
demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepan, kami mohon sekiranya parapembaca
untuk memberikan kritikdan saran yang membangun.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk-Nya kepada kita semua Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C.Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.Munculnya Aliran-Aliran Kalam...................................................................... 2
B.Aliran Kalam dan Pokok Pemikirannya............................................................ 2
1.
Aliran Syi’ah....................................................................................... 2
2.
Khawarij............................................................................................. 3
3.
Murji’ah.............................................................................................. 4
4.
Mu’tazilah........................................................................................... 4
5.
Asy’ariyah........................................................................................... 5
6.
Qaariyah dan Jabariyah....................................................................... 6
7.
Maturidiyah........................................................................................ 7
8.
Ahlussunah wal Jama’ah..................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
A.Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam
mempelajari ilmu kalam,kita akan di hadapkan pada kenyataan bahwasanya ada
beberapa aliran kalam yang muncul dengan membawa pemikiran masing-masing.
Oleh
karena itu,perlu kiranya kita mengetahui dan mengkaji pemikiran-pemikiran dari
masing-masing golongan agar kita bisa mengambil sikap yang tepat dalam
menghadapi perbedaan-perbedan pemikiran aliran kalam tersebut,karena
bagaimanapun kita sebagai kaum muslimin tidak boleh bersikap fanatik dengan
aliran ataupun golongan kita sendiri (primordialisme).
Karena
alasan diataslah yang melatar belakangi penulis menyusun makalah ini,
Penulis
akan mencoba menguraikan beberapa aliran dan pemikiran mereka baik yang
berkenaan dengan Politik maupun Aqidah.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas,maka rumusan masalah yang timbul adalah :
1.
Bagaimana munculnya
aliran-aliran kalam ?
2.
Apa saja aliran-aliran
kalam dan bagaimanakah pokok pemikiran aliran-aliran Kalam ?
C.Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui sebab munculnya
aliran-aliran Kalam.
2.
Mengetahui aliran-aliran
kalam dan Mengetahui pokok pemikiran masing-masing aliran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Munculnya Aliran-Aliran Kalam
Sejarah
telah mencatat bahwasanya perselisihan perbedaan pendapat yang terjadi di
kalangan kaum muslimin tidak bisa di pungkiri hal ini di sebabkan oleh dua
pokok persoalan utama yaitu bidang Politik dan Aqidah[1].
Akan
tetapi pada dasarnya tujuan para mutakallimin atau teologi islam adalah sama,
yaitu keinginan untuk mempertahankan aqidah Islamiyah yang berdasarkan pada ketauhidan
murni.
Salah
satu contoh lahirnya aliran kalam karena politik misalnya aliran syiah.aliran
syi’ah ini muncul karena motif mereka merasa tidak puas dengan keadaan waktu
itu dimana kedudukan khalifah tidak di pegang oleh Ali r.a. dan keturunannya.
Begitu
juga dengan awal munculnya khawarij.Aliran ini muncul karena ketidak puasan
atas sikap Ali r.a. yang menerima arbitrasi yang timbul setelah perang siffin
antara ali dengan muawwiyah.Ali dianggap tidak konsekuen dalam membela
kebenaran.
Kemudian
ada aliran yang muncul karena motif Aqidah. Contoh aliran yang muncul atas
motif aqidah yaitu misalnya aliran Mu’tazilah.Aliran ini muncul pada awalnya
disebabkan karena pendapat yang berbeda dengan pendapat yang berkembang pada
waktu itu yaitu tentang pelaku dosa
besar. Khawarij mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir dan wajib
dibunuh.
Demkianlah
uraian singkat terkait bagaimana munculnya aliran-aliran kalam.
B.Aliran-Aliran Kalam dan Pemikirannya.
Berdasarkan
uraian munculnya aliran-aliran kalam di atas maka pada akhirnya ada beberapa
aliran yang berkembang dengan pemikiran masing-masing yaitu:
1.
Aliran Syiah
Kaum Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di
percayai oleh penganutnya. Kelima prinsip itu adalah:
a) Al
Tauhid
Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa Allah itu ada dan esa
serta mereka juga mempercayai adanya sifat-sifat Allah swt
b) Al
‘adl
Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil.
c) Al
Nubuwwah
Kepercayaan Syi’ah terhadap para Nabi-nabi juga tidak
berbeda dengan keyakinan umat muslim yang lain. Menurut mereka, Allah mengutus
sejumlah Nabi dan Rasul ke muka bumi untuk membimbing umat manusia .
d) Al
Imamah
Menurut Syi’ah, Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan
agama dan dunia sekaligus, ia pengganti rasul dalam memelihara Syari’at,
mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat.
e) Al
Ma’ad
Ma’ad berarti tempat kembali (Akhirat), kaum Syi’ah sangat
percaya sepenuhnya akan adanya Akhirat.
2. Khawarij
Secara umum ajaran-ajaran pokok atau doktrin Khawarij adalah
:
a) Orang
Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir dan telah keluar dari islam dan
wajib dibunuh. Karena tu kemudian khawarij mengartikan iman adalah amal shalih,
jadi seorang mukmin adalah orang yang melakukan amal shalih dan jika yang
dilakukan adalah amalan dosa besar, maka ia di pandang tidak beriman lagi, ia
telah kafir, wajib dilaknat (dibunuh)[2].
b) Orang-orang
yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair,
dengan Ali bin abi thalib) dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan mambenarkannya di hukum
kafir.
c) Khalifah
harus dipilih langsung oleh rakyat.
d) Khalifah
tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi
Khalifah apabila sudah memenuhi syarat-syarat.
e) Khalifah
di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
f) Khalifah
Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).
3. Aliran
Murji’ah
Aliran Murji’ah terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan
Moderat dan Ekstrim[3].Adapun
inti pemikirannya secara umum yaitu:
a) Golongan
Moderat yakin kalau seseorang akan dihukum kelak di neraka atas perbuatan dosa
yang dikerjakannya. Menurut golongan ini bahwa amal shalih itu tidak kalah
penting meskipun amal shalih itu tidak termasuk rukun iman sehingga ajaran ini
masuk dalam ajaran Ahlussunah wal jama’ah.
b) Golongan
Ekstrim berpendapat bahwa amal atau perbuatan manusia tidak sepenting iman. Kemudian
pengertian itu berubah menjadi lebih ekstrim, yakni bahwa imanlah yang penting
dan yang menentukan mukmin atau tidaknya seseorang, dengan kata lain bahwa
perbuatan tidak penting dan tidak mempengaruhi iman[4].
c) Memilih
bersikap pasif Mengenai melakukan dosa besar. Mereka mengembalikannya kepada
Allah kelak di akhirat.
4. Aliran
Mu’tazilah
Ada lima pokok pikiran yang harus di akui dan dipegangi oleh
setiap orang yang mengakui dirinya sebagai orang muktazilah yaitu:
1) Tauhid
2) Al-Adl ( adil )
3) Wa’d
wal wa’id
(janji dan ancaman Allah)
4) Al
Manzilah baina al manzilatain (tempat diantara dua tempat)
Ini adalah bentuk penolakan terhadap pendapat khawarij dan
murji’ah.
5) Amr
ma’ruf nahi munkar.
Adapun pandangan-pandangan yang di
miliki oleh muktazilah berdasarkan pemikiran dasarnya yaitu:
1) Orang
yang berdosa besar tidak dikatakan kafir dan tidak pula mukmin,tapi diantara keduanya.hukumnya
sebagai orang fasik.
2) Menolak
konsepsi dualisme dan trinitas tentang tuhan.
3) Meniadakan
sifat Tuhan yaitu sifat-sifat yang mempunyai wujud sendiri di luar zat
tuhan.Lebih lanjut al Jubba’i mengatakan bahwa tuhan mengetahui melalui
esensinya demikian pula berkuasa dan hidup melalui esensi-Nya.Artinya tuhan
tidak perlu pada sifat mengetahui untuk mengetahui sebab sifat yang disebut
sifat itu tidak dapat dipisahkan dari tuhan.
5. Aliran
Asy’ariyah
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran-aliran yang
muncul sebelumnya. Penamaannya dinisbahkan kepada Abu Hasan Ali al-Asy’ari yang
semula adalah seorang pengikut Mu’tazilah. Aliran ini berusaha menghidupkan
kembali pemahaman keagamaan kepada al-Qur’an dan al-Hadis.
Asy’ari percaya bahwa fungsi akal adalah sebatas mengetahui
hal-hal yang empiris (kongkrit), sedangkan wahyu memberi informasi tentang
hal-hal yang lebih luas termasuk soal metafisika. Ia menerima keabsahan khabar
ahad sebagai hujjah dalam bidang akidah.
Terkait persoalan iman, Asy’ari mendefinisikannya sebagai tasdiq
(pengakuan atau pembenaran) dengan hati, lisan dan perbuatan. Iman bersifat
fluktuatif, dapat bertambah dan berkurang (yazid wa yanqus). Dengan demikian,
pelaku dosa besar dipandang tetap sebagai seorang mukmin selama mengimani Allah
dan Rasul-Nya. Perkara dosanya diserahkan sepenuhnya kepada Allah di akhirat
kelak .
Tidak seperti Mu’tazilah, terkait aspek ketuhanan Asyariyah
meyakini bahwa Tuhan mempunyai sifat.
Aliran ini juga berkeyakinan bahwasanya manusia kelak di akhirat
dapat melihat Allah swt, Pendapat ini di dasarkan pada surat al A’raf:143,surat
al Qiyamah:23 dan surat al Mutaffifin:15[5]
Kalam Allah yang menurut Mu’tazilah adalah makhluk, Menurut
Asyariyah perlu dibedakan pengertiannya menjadi kalam Majazi dan kalam Nafsi.
Kalam Majazi adalah al-Qur’an dalam bentuk tertulis yang dipegang
manusia dan bersifat baru. Sedangkan kalam Nafsi bersifat abadi
bersamaan dengan wujud Allah. Tuhan dalam kacamata Asy’ariyah bersifat mutlak
baik dalam kekuasaan maupun keadilannya. Dalam kekuasaannya Tuhan bebas
berkehendak dan berbuat, dan perbuatannya tersebut pasti bersifat baik dan adil[6]..
6. Aliran
Qdariyah dan Jabariyah
Qadariyah berarti sebuah paham yang menyatakan bahwa manusia
mempunyai kemampuan ( qadar atau qudrah ) dalam melakukan perbuatannya. Sebenarnya
kata qadar juga mempunyai pengertian penentuan. Selain itu, paham ini
meniadakan kepercayaan akan adanya qadar ini pada Allah.
Sebaliknya, paham ini berpendapat,bahwa semua perbuatan
manusia berasal dari pilihannya sendiri, bukan dari ketentuan yang sudah dibuat
sebelumnya oeh Allah[7].
Ajaran penting aliran Jabariyah adalah manusia sangat lemah,
tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan mutlak tuhan. Seluruh tindakan dan
perbuatan tidak boleh lepas dari skenario tuhan,segala ketentuan baik dan buruk
perjalanan hidup manusia merupakan ketentuan Allah.
Menurut Syahrastani aliran jabariyah dalam menganalisa
perbuatan manusia terdapat dua pandangan yaitu :
1) Pandangan
Ekstrim yang disebut Al Jabariyah al Khalish, yaitu yang tidak
menetapkan perbuatan atau kekuasaan sedikitpun terhadap manusia.
2) Pandangan
Moderat yang disebut Al Jabariyah al Mutawassitah, yaitu yang menetapkan
adanya qudrat pada manusia, tetapi qudrat tersebut tidak mempunyai efek atas
perbuatan.
7. Aliran
Maturidiyah
Dari segi pemikirannya, al-Maturidi banyak memiliki kesamaan
dengan al-Asy’ari, sekalipun ada beberapa perbedaan cukup signifikan antara
keduanya ,Misalnya terkait persoalan ma’rifah (mengetahui Allah), Asy’ariyah
menganggapnya wajib berdasarkan syara’, sedangkan Maturidiyah melihat kewajiban
ini juga dapat dicapai melalui penalaran akal. Perbedaan lainnya juga nampak
seputar perbuatan Allah dimana Asy’ariyah menyatakan tidak terkait dengan sebab
karena Allah tidak dikenai pertanggungjawaban. Sedangkan Maturidiyah dengan
redaksi berbeda lebih cenderung sejajar dengan pemikiran Mu’tazilah yang
menyatakan bahwa dalam tiap perbuatan-Nya pasti terdapat hikmah dan tujuan,
karena mustahil Allah Yang Maha Bijaksana sampai berbuat iseng dan kesia-siaan .
Maturidi dalam persoalan iman melihatnya sebagai suatu
kepercayaan dalam hati, sedangkan pernyataan lisan dan amal perbuatan hanya
sebagai pelengkap saja. Jadi, sejauh seseorang meyakini keesaan Allah dan
kerasulan Muhammad, sekalipun tidak melaksanakan ibadah, dia masih masuk
kategori beriman.
8. Ahlussunah
Wal Jama’ah
Tokoh utama yang juga merupakan pendiri aliran ini adalah
Abu al hasan al Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi.
a) Pokok-pokok
pemikirannya Abu al Hasan al Asy’ari adalah sebagai berikut :
1) Sifat-sifat
Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Alqur’an,
yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat
tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
2) Al-Qur’an,
Manurutnya, al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
3) Melihat
Tuhan, menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat
nanti.
4) Perbuatan
Manusia. Menurutnya, perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan di ciptakan
oleh manusia itu sendiri.
5) Keadlian
Tuhan, Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan
tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan
sebab tuhan maha kuasa atas segalanya.
6) Muslim
yang berbuat dosa. Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat
diakhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.
b) Pokok-pokok
pemikirannya Abu Mansyur Al- Maturidi adalah sebagai berikut :
1) Sifat
Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari.
2) Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya
di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.
3) Al
Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari.
4) Muslim
yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari
5) Janji
tuhan. Menurutnya, janji pahala dan siksa mesti terjadi, dan itu merupakan
janji tuhan yang tidak mungkin di pungkirinya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari
uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan yaitu setiap aliran kalam memiliki
pandangan yang berbeda seperti yang terjadi antara khawarij dan murji’ah
terkait masalah dosa besar,ada yang mengkafirkan dan ada yang tidak mengkafirkan
bahkan aliran muktazilah mengatakan orang tersebut diantara keduanya.
Begitu
juga tentang melihat tuhan di akhirat ada yang bilang bisa melihat tuhan (
Asy’ariyah) dan ada pula yang berpendapat lain yang bilang tidak bisa melihat
tuhan .
Kemudian
perbedaan pendapat juga terjadi antara qadariyah dan jabariyah dalam hal qada’
dan qadar’,kemudian perbedaan pendapat tentang iman dan amal shalih seperti
yang terjadi antara golongan ekstrim dan moderat dan masih banyak lagi
perbedaan pendapat yang terjadi di antara aliran-aliran kalam.
Walaupun
banyak timbul perbedaan dalam menginterpretasikan sesuatu,akan tetapi tujuan
mereka sama yaitu untuk menjaga kemurnian aqidah islami.
B.Saran
Kami sebagai penulis makalah ini
sangat menyadari kalau makalah kami sangat banyak kekurangan,oleh karena itu
kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya.disamping itu kami juga mengharapkan
ktik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah kami yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Machasin.Islam Teologi Aplikatif,(Yogyakarta:Pustaka
Alief.2003)
Mulyono&Bashori.Studi Ilmu Tauhid/Kalam,(Malang:UIN-Maliki
Press,2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar